Kedua tokoh angkasa luar dalam film ternyata memberi inspirasi kepada Muhammad Idris Nasution, pemilik usaha bengkel helm di Jalan Tuasan Nomor 96, Medan. Dia menjadikan bentuk kepala Alien dan Predator itu menjadi model helm yang dijualnya.
Idris mengaku, memang helm berbentuk kepala Alien dan Predator buatannya ini bukanlah yang pertama. Karena, perusahaan asal Rusia pernah membuat helm seperti itu.
Tapi, siapa sangka idenya menciptakan helm Predatorn
dan Alien pertama di Sumut ini mendapat sambutan baik dari para konsumennya. Bukan cuma di Sumut, usahanya ini telah berkembang hingga ke Malaysia.
“Saya menjual helm Predator dan helm Alien ini melalui online, sistem pesan. Saat ini sudah ada agen di Malaysia, targetnya helm ini bisa dipasarkan ke seluruh dunia,” katanya saat ditemui Sumut Pos di bengkel helmnya, Jalan Tuasan, Rabu (10/9) lalu.
Disebutkannya, idenya membuat helm Predator dan Alien ini berawal ketika ia searching situs khusus bikers. “Aku lihat ada bentuk helm yang unik. Penasaran, lantas aku coba membuatnya,” ungkap Idris.
Pertama, kata Idris, dia mencari bahan pembuat helm ini terlebih dahulu. “Ternyata, basic helm ini bias dibuat dari helm merk KYT full face yang kemudian saya tempel dengan bahan mentah yang saya beli dari Jogjakarta,” jelasnya lagi.
Menurutnya, bahan mentah yang dibelinya dari Jogja itu diketahuinya setelah sharing informasi dengan temannya di Jogya. “Jadi, kerangkanya kita buat dulu. Untuk helm Predator ini, saya order covernya dari Jogyakarta. Pelan-pelan saya pasarkan ke grup bikers yang ada di seluruh dunia,” ucap pria kelahiran 12 Januari 1985 ini.
Harga helm ini, ia bandrol seharga 286 dolar AS atau sekitar Rp4 jutaan, ditambah ongkos kirim sesuai daerah dan Negara tujuan. Menurutnya, helm serupa buata Rusia, di pasaran berkisar 780 dolar AS atau sekitar Rp11 jutaan.
Sudah hampir setahun ia pasarkan helm tersebut melalui online store miliknya, kini ia sudah memiliki 50 ribu like atau pengikut, sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pemesanan helm predator tersebut.
“Jadi, sekarang sudah ada agen di Malaysia, Philipina, India. Saya berharap bisa dapat agen di setiap negara. Karena setelah dilihat, di Indonesia sendiri masih jarang peminatnya dibandingkan dengan orang luar negeri yang memang senang bereksperimen. Mungkin masyarakat Indonesia masih menganggap tak wajar bila menggunakan helm ini. Tapi, kalau di luar negeri, mereka sangat berantusias memiliki helm hasil seni ini,” ungkapnya.
Sekarang untuk transaksi jual beli ia lakukan dengan membuka bank online Paypal. Paypal merupakan bank online yang menjembatani penjualan helm ini ke luar negeri. “Jadi pembayaran sekarang nggak terlalu repot. Setiap negara bisa di konversi dan kredibel. Untuk pemesanan helm ini hanya sekitar dua minggu saja. Pembeli hanya memesan motif, size atau tambahan motif lainnya,” pungkasnya yang mengatakan dalam setahun ini sudah 15 unit yang ia jual.
Idris mengaku, memang helm berbentuk kepala Alien dan Predator buatannya ini bukanlah yang pertama. Karena, perusahaan asal Rusia pernah membuat helm seperti itu.
Tapi, siapa sangka idenya menciptakan helm Predatorn
dan Alien pertama di Sumut ini mendapat sambutan baik dari para konsumennya. Bukan cuma di Sumut, usahanya ini telah berkembang hingga ke Malaysia.
“Saya menjual helm Predator dan helm Alien ini melalui online, sistem pesan. Saat ini sudah ada agen di Malaysia, targetnya helm ini bisa dipasarkan ke seluruh dunia,” katanya saat ditemui Sumut Pos di bengkel helmnya, Jalan Tuasan, Rabu (10/9) lalu.
Disebutkannya, idenya membuat helm Predator dan Alien ini berawal ketika ia searching situs khusus bikers. “Aku lihat ada bentuk helm yang unik. Penasaran, lantas aku coba membuatnya,” ungkap Idris.
Pertama, kata Idris, dia mencari bahan pembuat helm ini terlebih dahulu. “Ternyata, basic helm ini bias dibuat dari helm merk KYT full face yang kemudian saya tempel dengan bahan mentah yang saya beli dari Jogjakarta,” jelasnya lagi.
Menurutnya, bahan mentah yang dibelinya dari Jogja itu diketahuinya setelah sharing informasi dengan temannya di Jogya. “Jadi, kerangkanya kita buat dulu. Untuk helm Predator ini, saya order covernya dari Jogyakarta. Pelan-pelan saya pasarkan ke grup bikers yang ada di seluruh dunia,” ucap pria kelahiran 12 Januari 1985 ini.
Harga helm ini, ia bandrol seharga 286 dolar AS atau sekitar Rp4 jutaan, ditambah ongkos kirim sesuai daerah dan Negara tujuan. Menurutnya, helm serupa buata Rusia, di pasaran berkisar 780 dolar AS atau sekitar Rp11 jutaan.
Sudah hampir setahun ia pasarkan helm tersebut melalui online store miliknya, kini ia sudah memiliki 50 ribu like atau pengikut, sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pemesanan helm predator tersebut.
“Jadi, sekarang sudah ada agen di Malaysia, Philipina, India. Saya berharap bisa dapat agen di setiap negara. Karena setelah dilihat, di Indonesia sendiri masih jarang peminatnya dibandingkan dengan orang luar negeri yang memang senang bereksperimen. Mungkin masyarakat Indonesia masih menganggap tak wajar bila menggunakan helm ini. Tapi, kalau di luar negeri, mereka sangat berantusias memiliki helm hasil seni ini,” ungkapnya.
Sekarang untuk transaksi jual beli ia lakukan dengan membuka bank online Paypal. Paypal merupakan bank online yang menjembatani penjualan helm ini ke luar negeri. “Jadi pembayaran sekarang nggak terlalu repot. Setiap negara bisa di konversi dan kredibel. Untuk pemesanan helm ini hanya sekitar dua minggu saja. Pembeli hanya memesan motif, size atau tambahan motif lainnya,” pungkasnya yang mengatakan dalam setahun ini sudah 15 unit yang ia jual.